Jika shalat adalah ibadah yang paling istimewa dalam Islam, maka seruannya juga adalah yang paling istimewa.
Setiap syariat dalam tuntunan Rasulullah Saw, memiliki hikmah dan keistimewaannya tersendiri.
Termasuk pula azan sebuah panggilan yang istimewa, dicintai oleh hamba-hamba Allah yang shaleh dari golongan malaikat, manusia dan jin.
Sebab ia adalah seruan yang penuh dengan kalimat suci nan mulia, panggilan ilahi untuk kembali menghadap Raja Sang Pemilik langit dan bumi, Yang Maha Memiliki kekuasaan Maha Hebat.
Jika shalat adalah ibadah yang paling istimewa dalam Islam, maka seruannya juga adalah yang paling istimewa. Dan tentu menjawab seruannya juga menjadi ibadah yang tidak kalah istimewanya.
Terdapat sebuah hadis yang memberikan panduan bagaimana sikap kita terhadap azan:
Dari Abdullah bin Amru bin Ash, bahwa ia mendengar Nabi Saw bersabda: “Jika kalian mendengar suara Muadzzin (mengumandangkan azan), maka ucapkanlah sebagaimana yang ia ucapkan. Lalu setelah berselawatlah kalian untukku. Sesungguhnya siapa yang berselawat untukku satu kali, Allah Swt akan memberikan selawat (yaitu rahmat dan berkah) baginya sebanyak sepuluh kali. Lalu mintalah untukku “Wasilah”, sesungguhnya ia sebuah kedudukan istimewa di surga bagi seorang hamba Allah. Aku berharap kiranya hamba tersebut adalah aku. Maka siapa yang meminta untukku “Wasilah”, layak baginya syafaatku”. (HR. Muslim).
Berdasarkan hadis tersebut dianjurkan bagi setiap muslim dan muslimah ketika suara azan berkumandang, beberapa hal:
[1] Mendengarkannya
[2] Menjawab setiap seruan azan, dengan ucapan yang dibaca oleh Muadzzin.
Maka ketika sang Muadzzin membaca:
Kita juga menjawabnya dengan:
Demikian pula seluruh seruannya, dijawab dengan bacaan yang sama.
Kecuali ketika Muadzzin membaca:
Maka jawaban bagi yang mendengarnya adalah:
Begitu pula pada azan Shubuh, ketika Muadzzin membaca:
Maka jawaban bagi yang mendengarkannya adalah:
Dan boleh ditambahkan:
[3] Setelah azan dianjurkan bagi kita untuk berselawat dengan selawat apa saja, sekurang-kurangnya:
[4] Lalu membaca doa berikut ini:
“Ya Allah, Tuhan yang memiliki panggilan yang amat sempurna, dan Tuhannya shalat yang senantiasa didirikan, berilah karunia kepada penghulu kami Muhammad berupa tempat yang luhur, kelebihan, kemuliaan, serta derajat yang tinggi lagi mulia, tempatkanlah ia pada kedudukan yang paling terpuji sebagaimana yang telah Engkau janjikan. Wahai dzat yang Maha Penyayang”.
Doa Setelah Azan Mustajab
Jika anda punya hajat, berdoalah kepada Allah Swt. setelahnya. Dalam hadis:
“Doa antara azan dan iqamat tidak akan ditolak oleh Allah Swt.”. (HR. Abu Daud, At Tirmidzi dan An Nasa-i).
Jika anda telah berwudhuk laksanakanlah shalat sunnat Qabliyah dua rakaat.
Semoga Allah Swt jadikan kita hambaNya yang bahagia dan sukses dunia. Dan di akhirat kelak kita mendapatkan syafaat dari baginda Rasulullah Saw. Allaahumma aamiiin…
Sumber: konsultasifiqih.com